Aki mobil sering dianggap sepele sampai mobil tiba-tiba tidak mau distarter. Padahal, dengan perawatan sederhana dan kebiasaan yang benar, umur aki bisa bertahan lebih lama dan mengurangi risiko mogok mendadak. Dalam panduan ini kita bahas langkah praktis, pemeriksaan rutin, dan kebiasaan berkendara yang berpengaruh pada kesehatan aki.
Ada dua tipe aki yang umum: aki basah (menggunakan cairan elektrolit) dan aki maintenance-free (MF) atau sealed. Aki basah memerlukan pengecekan level air aki, sedangkan aki MF lebih 'aman' dari sisi perawatan cairan tetapi tetap butuh pemeriksaan tegangan dan terminal.
Tegangan adalah indikator utama kondisi aki. Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan saat mesin mati:
Jika mobil jarang dipakai, cek tegangan minimal 1–2 minggu sekali dan isi dengan charger otomatis bila perlu.
Terminal kotor atau longgar menyebabkan aliran listrik terhambat. Rutin bersihkan terminal setiap 2–3 bulan dengan sikat kawat kecil dan larutan baking soda bila ada kerak. Setelah bersih, olesi sedikit vaseline atau grease khusus agar tidak cepat berkarat.
Aki akan cepat rusak jika alternator tidak mengisi dengan benar. Cara sederhana mengecek: ukur tegangan saat mesin hidup — idealnya berada pada 13,5–14,5 V. Jika tegangan tetap rendah atau terlalu tinggi (>15 V), segera periksa alternator dan regulator agar tidak merusak aki.
Frekuensi starter yang tinggi, misalnya saat mobil susah hidup, menguras aki. Beri jeda 10–15 detik antara percobaan starter agar sistem punya waktu dan aki tidak overheat. Jika tidak berhasil beberapa kali, cek penyebab lain seperti bahan bakar atau busi.
Mobil yang jarang dipakai membuat aki mengalami self discharge. Idealnya jalankan mobil 10–20 menit beberapa kali seminggu. Kalau mobil akan lama tidak dipakai, cabut kabel negatif atau gunakan battery maintainer untuk menjaga level tegangan.
Catatan cepat: Battery maintainer berbeda dari charger biasa: ia mempertahankan tegangan tanpa risiko overcharge sehingga cocok untuk mobil yang jarang dipakai.
Speaker aftermarket, lampu tambahan, dashcam, dan pengisi daya ponsel yang standby bisa menguras aki saat mesin mati. Matikan perangkat ini sebelum mematikan mesin dan pastikan pemasangan aksesoris menggunakan relay/sekring yang sesuai.
Jika kendaraan menggunakan aki basah, cek level air aki setiap bulan. Tambahkan air mineral (bukan air aki) sampai antara batas rendah dan tinggi. Jangan gunakan air demineralisasi yang tercemar; gunakan air murni (H₂O) sesuai petunjuk pabrik.
Getaran berlebih bisa merusak pelat internal aki. Periksa dudukan, karet penyangga, dan pastikan baut pengikat tidak longgar. Jika dudukan aus, ganti karet penyangganya sehingga aki terjepit dengan aman.
Beberapa tanda aki mulai bermasalah: starter terasa berat, lampu redup sebelum mesin menyala, indikator aki menyala di dashboard, atau terkadang audio mati mendadak. Jangan menunggu sampai mogok — segera lakukan pengecekan jika menemukan tanda-tanda ini.
Umur pakai aki berkisar 1,5–2 tahun (tergantung perawatan). Jika sudah sering bermasalah, lebih baik mengganti dengan aki baru berkualitas — GS Astra, Yuasa, Delkor, Amaron — dan periksa garansi saat membeli.
Merawat aki mobil tidak harus rumit. Dengan pengecekan sederhana, membersihkan terminal, menjaga kebiasaan berkendara yang benar, dan memantau sistem pengisian, aki mobil Anda bisa lebih awet dan andal. Jadikan perawatan aki sebagai bagian dari rutinitas service kendaraan — sedikit perhatian sekarang bisa menghemat biaya dan repot di kemudian hari.
Jl. Tipar Raya, Gang H. Tekel, Rt.05/Rw.08, Mekarsari, Cimanggis, Depok, Jawa Barat
akimotormobil@gmail.com